Bandar Lampung — Anggota Komisi X DPR RI, Muhammad Kadafi, menggelar kegiatan Sosialisasi Penanganan dan Pencegahan Kekerasan di Lingkungan Kampus, bekerja sama dengan Komisi X DPR RI, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek), serta Universitas Teknokrat Indonesia (UTI). Acara ini berlangsung dengan melibatkan jajaran pimpinan kampus, tenaga ahli kementerian, serta para mahasiswa sebagai peserta utama.
Rektor Universitas Teknokrat Indonesia, yang diwakili Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Umum Dr. Sampurna Dadi Riskiono, S.Kom., M.Eng., membuka kegiatan dengan menegaskan komitmen UTI untuk menciptakan lingkungan akademik yang aman, nyaman, dan bebas dari segala bentuk kekerasan.
Muhammad Kadafi yang memberikan sambutan secara virtual, menyoroti pentingnya dunia kampus sebagai ruang pendidikan karakter. Ia menekankan bahwa kampus tidak hanya mendidik secara akademis, tetapi juga menjadi tempat pembentukan akhlak, etika, empati, serta keberanian untuk mencegah kekerasan.
“Kita pahami bersama bahwa lingkungan yang aman, bebas dari kekerasan, perundungan, dan diskriminasi adalah wujud komitmen kita untuk mencetak generasi unggul. Maraknya kasus kekerasan di berbagai kampus di media massa menjadi pengingat bahwa kita semua perlu bekerja lebih serius dalam pencegahan,” ujarnya.
Kadafi juga menyinggung budaya senioritas dan tindakan tidak terpuji yang kerap diwariskan dari angkatan ke angkatan. Ia menegaskan bahwa normalisasi tindakan seperti itu tidak boleh lagi terjadi.
“Kita harus mengukur apa yang kita perbuat: apakah kita siap jika hal yang sama dilakukan kepada kita? Kampus semestinya menjadi tempat lahirnya cendekiawan, ruang diskusi, kreativitas, dan inovasi, bukan praktik-praktik yang merugikan dan menurunkan martabat,” tambahnya.
Acara ini dimoderatori oleh Dwi Gema Sugesti.
Dua narasumber turut mengisi sesi materi. Sumiyati, SE, Tenaga Ahli Kemdikbudristek, hadir secara daring dengan paparan bertajuk Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Perguruan Tinggi (PPKPT). Ia menjelaskan regulasi, mekanisme pelaporan, hingga peran Satuan Tugas PPKS di kampus.
Sementara itu, Dr. Ryan Randy Suryono, S.Kom., Wakil Rektor Akademik Universitas Teknokrat Indonesia, membawakan materi tentang Psychological First Aid (PFA), yang fokus pada penanganan awal secara psikologis bagi korban kekerasan maupun individu yang mengalami tekanan mental.
Melalui kegiatan ini, para peserta diharapkan memahami pentingnya mencegah kekerasan sejak dini, membangun budaya saling menghargai, serta berani melapor ketika menemukan tindakan yang merugikan civitas akademika.
Acara ditutup dengan ajakan bersama untuk menjaga kampus tetap aman, inklusif, dan menjadi ruang pertumbuhan bagi generasi muda Indonesia.











